7 Kendala Penghambat Kesuksesan Mengelola Proyek Properti | Property Developer Academy
Manajemen proyek properti bukanlah sebuah proses yang mudah, pasti ada banyak kendala yang muncul. Dimana satu kendala dengan kendala yang lainnya saling mempengaruhi. Dalam manajemen proyek yang klasik, kita kenal istilah the Project Management Triangle.
Dimana menggambarkan tentang betapa pentingnya Triple Constraint (Tiga Kendala) saat mengelola proyek, yaitu ruang lingkup, waktu dan biaya.
Jika Anda mengelola proyek, maka pasti Anda bekerja dengan Triple Constraint ini. Kemampuan mengelola kendala-kendala tersebut tentunya akan mempengaruhi kesuksesan proyek properti yang dijalankan.
Nah saat ini, ternyata kendala tersebut terus berkembang, tidak lagi hanya 3 (tiga) itu saja. Pada tulisan ini minimal ada 7 (tujuh) kendala dalam manajemen proyek khususnya proyek properti, yaitu :
1. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang dimaksud adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus didefinisikan secara spesifik dan dikomunikasikan ke semua anggota tim yang melaksanakan tugas-tugas dalam proyek.
Hasil akhir dari proyek properti adalah rumah dan kawasan lingkungannya.
Karena ruang lingkup proyek membatasi mana yang termasuk dan mana yang tidak termasuk, maka sedari awal harus jelas kesepakatan diawal dengan pihak ketiga dalam membangun kawasan perumahan, baik kesepakatan dengan kontraktor ataupun dengan konsumen yang membeli rumah tersebut.
2. BIAYA
Proyek properti harus diselesaikan dengan biaya yang telah ditetapkan, diupayakan sedemikian rupa untuk tidak melebihi anggaran.
Pada proyek properti biaya yang muncul diantaranya biaya perolehan lahan, biaya perijinan, biaya pematangan lahan, biaya OHC, biaya konstruksi bangunan, dan biaya lain-lain.
Ada 2 (dua) hal yang harus dilakukan yaitu pembuatan cost budgeting (penganggaran biaya) dan mekanisme cost control (pengendalian biaya).
3. WAKTU
Proyek harus diselesaikan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditetapkan.
Bila hasil akhir adalah rumah baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah disepakati dengan piahk ketiga, baik dengan kontraktor maupun dengan konsumen.
Ada 2 (dua) aktifitas yang harus dilakukan agar proyek bisa selesai “on time” (tepat waktu), yaitu menyiapkan schedule baseline dan schedule control.
4. KUALITAS
Kualitas proyek properti tentunya harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan. Misalnya untuk kualitas bangunan maka tergantung pada spesifikasi bahan bangunan dan cara membangunnya.
Jadi ada 2 (dua) jenis kualitas, pertama kualitas bahan yang terkait kepada material yang digunakan di proyek. Kedua kualitas pelaksanaan yang terkait kepada kondisi material dan deliverables yang terpasang di proyek.
5. SUMBER DAYA
Sumber daya khususnya karyawan adalah satu kendala pada proyek yang sangat mempengaruhi kesuksesan suatu proyek mencapai targetnya.
Efek negatif dari kendala sumber daya ini tentunya dapat merugikan perusahaan. Hal itu dapat menyebabkan penundaan proyek, proyek yang terburu-buru dengan jumlah kesalahan yang tinggi, bahkan hilangnya karyawan yang baik.
6. RESIKO
Resiko pada proyek properti tentulah sangat mungkin terjadi karena banyak pekerjaan-pekerjaan teknis yang menggunakan alat berat dan ketinggian tertentu.
Resiko dapat terbagi menjadi dua, yaitu resiko yang menyebabkan efek tunggal dan efek domino.
Salah satu contoh resiko yang menyebabkan efek domino adalah rusaknya pondasi dasar yang diakibatkan oleh bermacam hal. Rusaknya pondasi ini pasti akan meruntuhkan bahan-bahan yang ada di atasnya dan otomatis hancur pula perencanaan yang telah dilakukan.
7. KEPUASAN PELANGGAN
Pelanggan adalah stakeholder proyek yang sangat berpengaruh untuk terwujudnya target proyek. Kepuasan pelanggan akan menjadi kendala berarti jika tidak dikelola dan diwujudkan dengan sebaik-baiknya.
Dalam proyek properti, kepuasan pelanggan berhubungan langsung dengan ruang lingkup hasil pekerjaan yang diberikan kepada mereka, dan berbanding terbalik dengan waktu dan biaya.
Jika lingkupnya sesuai dengan harapan yaitu berupa kualitas bangunan yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan, tentunya pelanggan puas.
Nah jadi jelaskan? Mengelola suatu proyek properti itu tidaklah mudah, banyak sekali kendala yang akan dihadapi, sehingga tidak boleh ngasal.
Ada banyak kendala yang akan dihadapi. Bahkan kendala-kendala tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya.
Jika Anda tidak memahami dan menyelesaikan kendala-kendala tersebut dengan baik maka yang terjadi adalah kendala itu akan menghentikan proyek properti Anda.
Akhirnya Anda hanya bisa membuka proyek tetapi Anda tidak bisa menutupnya dengan baik.
Oleh karenanya membuka proyek properti itu tidak boleh asal dapat proyek saja, proyek asal glinding saja. Tetapi haruslah didasari dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup.
Yuk kita belajar lagi.