Key Success Factors (KSF) dalam bahasa sederhananya adalah faktor-faktor kunci yang bisa membuat bisnis dalam sebuah industri meraih kesuksesan.
Waktu, biaya & SDM yang tersedia sangatlah terbatas, KSF membantu Anda untuk memilih aktivitas yang menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan. Hindari menggunakan “jurus mabuk” alias ngasal dalam mengelola proyek properti karena itu membuat Anda lelah dengan hasil yang tidak sepadan.
Nah di Industri Properti minimal ada 10 Key Succes Factors diantaranya adalah :
1. Acquiring land
Lahan adalah bahan baku utama di bisnis properti. Tidak ada bisnis properti tanpa lahan. Tidak ada lahan tanpa akuisisi. Jangan heran jika banyak pengembang kakap yang memiliki landbank dalam jumlah sangat besar, karena itu adalah modal dasar, tanpa itu bisnis mereka berhenti. Sehingga akuisisi lahan secara tepat dan berkesinambungan menjadi faktor kunci keberhasilan di bisnis properti.
2. Effectiveness of cost control
Efektifitas pengendalian biaya adalah keharusan. Peran cost control yang sangat vital bisa saja tidak efektif ketika keputusan manajemen tidak sejalan dengan visi cost control yang lebih mengacu pada efisiensi yang tepat dan terarah. Tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa (fraud) sangat mungkin terjadi jika cost control tidak efektif dilakukan dan ini sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis.
3. Easy Access to Finance
Kemudahan mendapatkan sumber keuangan untuk mendanai proyek properti sangatlah penting. Kemudahan pendanaan bisa jadi berasal dari lembaga keuangan ataupun kebijakan insentif pemerintah untuk para pelaku bisnis properti terutama di segmen tertentu. Bisnis properti adalah bisnis padat modal, dia membutuhkan biaya dalam jumlah besar. Mulai dari biaya pengadaan lahan, biaya perijinan, biaya pematangan lahan, biaya kontruksi dan sebagainya, Sehingga menuntut para pelakunya untuk berstrategi dan bekerja keras agar mampu membiayai proyek.
4. Level of Employee Competency
“Great vision without great people is irrelevant” sebagaimana dikatakan oleh Jim Collins dalam bukunya Good To Great. Tim yang memiliki tingkat kompetensi yang tepat, baik yang ditempatkan di kantor pusat maupun di project site, dapat secara efisien mendorong pertumbuhan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam menggapai visi misinya hanya mungkin terjadi jika Anda memiliki tim yang berdedikasi. Memilih tim yang tepat merupakan langkah penting yang harus diambil perusahaan jika ingin meraih sukses.
5. Brand Equity
Hermawan Kertajaya pakar pemasaran, mendifinisikan Brand Equity sebagai aset yang menciptakan value bagi pelanggan dengan meningkatkan kepuasan dan menghargai kualitas. Brand equity yang dibangun pengembang top telah mampu menancapkan kuku persaingan sedemikian tangguh sehingga apapun yang dicetak oleh mereka akan seringkali ludes dibeli konsumen. Pembeli-pembeli loyalis tidak perlu berpikir terlalu lama untuk memutuskan membeli, bahkan tanpa perlu datang ke lokasi.
6. Government Regulation
Regulasi pemerintah sangat berpengaruh pada iklim investasi properti seperti perpajakan, perizinan, serta suku bunga kredit. Jadi tentunya pengembang properti perlu terus memonitor dan menyesuaikan strategi bisnisnya dengan regulasi pemerintah, jika tidak maka tentunya akan banyak benturan yang mengakibatkan bisnisnya berhenti.
7. Effectiveness of Marketing
Kompetisi para developer dalam memasarkan produk properti semakin hari semakin berat. Proyek-proyek baru bermunculan menawarkan berbagai konsep dan segmen pasar yang beragam. Selain itu, para pengembang juga menawarkan berbagai gymmick marketing yang bertujuan untuk menarik konsumen. Di sinilah pengembang properti ditantang untuk dapat kreatif memasarkan produknya. Pengembang properti harus memastikan tingkat efektivitas pemasarannya, yaitu seberapa baik strategi pemasaran perusahaan dalam meningkatkan “revenue stream” sambil mengurangi “costs of customer acquisition”.
8. Accuracy of Risk Assesment
Semakin besar skala bisnis developer properti, maka akan semakin besar risiko yang akan dihadapinya. Banyak developer yang tidak memperkirakan tingkat risiko yang akan ditemuinya dalam keberlangsungan usahanya, selain risiko konstruksi ada risiko lingkungan, risiko keuangan, perizinan, kondisi sosial politik dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan, kegagalan dalam menganalisa risiko yang terjadi dan kesalahan dalam menghadapi risiko, akan menyebabkan kerugian yang sangat besar dalam perusahaan properti. Sehingga ketepatan dalam menilai & menganalisa risiko yang akan terjadi menjadi sangat vital.
9. Level of Customer Satisfaction
Tingkat kepuasan pelanggan pada bisnis apapun termasuk di bisnis properti adalah faktor kunci keberhasilan. Jika seorang pelanggan merasa puas dengan produk properti yang Anda jual, mereka akan menjadi pelanggan yang loyal dan akan merekomendasikan produk properti Anda pada orang lain. Dengan begitu, akan ada banyak pelanggan baru yang berdatangan mencari produk properti Anda. Sehingga wajar saja kalau banyak pengembang yang mengutamakan tingkat kepuasan pelanggan sebagai tolok ukur perkembangan bisnisnya.
10. Attractiveness of Project Location
Daya tarik lokasi proyek properti sangatlah vital. Prospek, nilai dan masa depan sebuah produk properti sangat bergantung pada lokasi di mana properti tersebut dibangun. Jika lokasi properti yang bersangkutan prospektif, seperti halnya memiliki infrastruktur yang baik, akses mudah ke transportasi publik, dekat dengan berbagai fasilitas umum, maka potensi diserap oleh pasar sangatlah besar dan potensi kenaikan harga propertinya juga tidak diragukan.
KSF sangat penting untuk diidentifikasi terlebih dahulu sebelum proyek properti dimulai agar dapat dilakukan persiapan sejak dini dalam mengelola faktor kunci tersebut.
Proyek yang dilakukan tanpa identifikasi KSF, ibarat kapal yang berjalan tanpa peta dan kompas. Dia tidak pernah tahu kemana arah kapal dan di mana akan terdampar.
Yuk kita identifikasi KSF agar bisnis kita tumbuh, berkembang dan melesat sesuai arah dan target yang sudah ditetapkan.
Ingin tahu lebih lanjut? Ikuti Workshop Properti kami yang terdekat! 🙂